Laman

Senin, 31 Oktober 2011

                                                                                                                                              
Ibu..
Aku takut,

Sebelum aku dilahirkan.
Engkau kan merengut
        nyawa ku..





I. Pengertian

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.

1 




II. Macam-macam Aborsi

1. Aborsi Spontan (Alamiah)
Aborsi spontan / alamiah yaitu proses aborsi yang
berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma
2. Aborsi  Buatan  (Sengaja)
    Aborsi buatan / sengaja yaitu proses pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). 
3. Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi terapeutik / medis yaitu proses pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik.  Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

IV. Penyebab Aborsi
Karakteristik ibu hamil dengan abortus yaitu:
1.            Umur
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Abortus dapat terjadi juga pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterine.
2.            Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
 Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
3.            Paritas ibu
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah

4.            Riwayat Kehamilan yang lalu
Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn - Jones memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007).




V. Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka  yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1.  Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2.  Resiko gangguan psikologis


·      Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
Seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada  anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11.Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

·      Resiko kesehatan mental
Dalam dunia psikologi dikenal sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
1. Kehilangan harga diri (82%)
2. Berteriak-teriak histeris (51%)
3. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
aborsi-300x182.jpg
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.








5.jpg








Powered by :
IKM UNNES 2011
Double Bracket: ABORSI6.jpgBukan Pilihan yang Tepat

Minggu, 26 Juni 2011

Bahaya Makanan Kaleng Bagi Kesehatan

BAB. I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG


Mikroorganisme tersebar luas di alam dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril, tetapi umumnya tercemar oleh berbagai jenis mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi. Pengawetan pangan merupakan usaha untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada bahan pangan.
Untuk dapat tumbuh dan berfungsi secara normal, mikroorganisme membutuhkan sumber energi, sumber nitrogen, vitamin, mineral dan faktor pertumbuhan lainnya. Komponen-komponen tersebut diperoleh mikroba dari bahan pangan, sehingga makanan menjadi rusak. Untuk pertumbuhannya, kapang mempunyai kebutuhan zat gizi yang paling minimal, diikuti dengan khamir, kemudian bakteri gram negatif, sedangkan bakteri gram positif mempunyai kebutuhan zat gizi yang paling lengkap. Di samping komponen zat gizi yang diperlukan tersebut, kondisi lingkungan yang sesuai, seperti keberadaan air bebas (aktivitas air), pH, oksigen, dan suhu juga mempengaruhi pertumbuhan mikroba. Apabila kondisi lingkungan tidak sesuai, maka mikroba pun tidak dapat hidup.
Kerusakan makanan kaleng dapat disebabkan oleh mikroba pembusuk atau mikroba patogen. Kerusakan makanan kaleng yang diawetkan dengan pemanasan dapat disebabkan oleh adanya sisa mikroorganisme yang masih bertahan hidup setelah proses pemanasan, atau karena masuknya mikroba dari luar melalui bagian kaleng yang bocor setelah proses pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi).
Di dalam proses pasteurisasi atau sterilisasi, tujuan utama yang diinginkan adalah untuk membunuh mikroba yang tidak diinginkan, terutama mikroba pembusuk dan patogen. Agar proses pemanasan dapat menjamin mikroba target dibunuh, maka perlu pengetahuan tentang sifat-sifat mikroorganisme dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Mikroba yang berbeda akan tumbuh di dalam produk pangan yang berbeda dari tingkat keasaman.
Keberadaan mikroorganisme pembusuk atau patogen dalam makanan kaleng tidak diinginkan, sehingga pembunuhan atau inaktivasi mikroorganisme menjadi target utama dalam proses pasteurisasi atau sterilisasi. Oleh karena itu, menjadi sangat penting memahami jenis dan karakteristik mikroba, terutama dari kelompok mikroba penyebab kebusukan dan patogen yang berpotensi tumbuh dalam makanan kaleng. Dalam pengolahan pangan, biasanya jenis mikroba yang menjadi perhatian utama adalah kelompok kapang, khamir dan bakteri.




B. RUMUSAN MASALAH
  • Apa yang dimaksud dengan makanan kaleng.
  • Bagaimana proses pemuatan makan kaleng.
  • Apa Bahaya makanan kaleng.
  • Bagaimana cara menanggulanginya.
BAB. 2 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MAKANAN KALENG
Makanan kaleng adalah produk olahan pangan yang sudah diawetkan agar tahan lama. Di dalam bukunya yang sangat terkenal, Thermobacteriology in Food Processing, Prof. Dr. C.R. Stumbo mengatakan bahwa makanan yang dikalengkan secara hermitis (penutupannya sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air, mikrobia atau bahan asing lain) merupakan produk teknologi pengawetan yang sudah lama dikenal.
Teknologinya ditemukan Nicholas Appert, sekitar 200 tahun lalu lewat riset pengalengan buah-buahan, sayuran dan daging dengan pemanasan (sterilisasi komersial). Atas karyanya yang luar biasa itu -fenomena pemanasan saat itu menjadi perdebatan ilmuwan tingkat dunia- Appert memperoleh hadiah 12.000 Franc dari pemerintah Prancis.
Dengan pengolahan yang aseptik, makanan kaleng memiliki daya simpan (shelf life) yang lama, sekalipun tidak menggunakan bahan pengawet. Tetapi, seperti sifat makanan pada umumnya, makanan kaleng tetap mengalami penurunan mutu seiring dengan lamanya penyimpanan. Daya simpan diberi batasan sebagai kisaran waktu sejak selesai pengolahan di pabrik sampai konsumen menerima produk tersebut dalam kondisi mutu yang baik.
Penurunan mutu makanan kaleng bergantung pada sifat bahan, suhu sterilisasi dan kondisi udara dalam head space-nya. Semakin lama disimpan, semakin rendah daya simpannya (shelf life loss). Kemunduran daya simpan ini disebut kadaluwarsa. Bila menggunakan bahan baku yang baik, proses pemanasan sempurna dan bahan pengemas yang tidak berbahaya, maka daya simpan makanan kaleng dapat mencapai tiga tahun.
Makanan kaleng biasanya tidak menuntut kondisi penyimpanan tertentu, dalam arti dapat disimpan pada suhu kamar dan di segala tempat. Namun, penyimpanan pada suhu rendah dan kering dapat memperpanjang masa simpan. Di sisi lain penyimpanan pada tempat yang lembab dan basah dapat melahirkan proses pengkaratan yang tidak diinginkan.
B. KERUSAKAN MAKANAN KALENG
Kerusakan makanan kaleng dapat disebabkan oleh mikroba pembusuk atau mikroba patogen. Kerusakan makanan kaleng yang diawetkan dengan pemanasan dapat disebabkan oleh adanya sisa mikroorganisme yang masih bertahan hidup setelah proses pemanasan, atau karena masuknya mikroba dari luar melalui bagian kaleng yang bocor setelah proses pemanasan. Penyebab yang pertama menunjukkan bahwa makanan kaleng tersebut tidak cukup proses pemanasannya (under process). Jenis mikroba yang mengkontaminasi produk yang mengalami under process lebih mudah ditentukan berdasarkan pada informasi kondisi proses termal yang dilakukan dan jenis produk pangan yang diproses, karena mikroba memiliki sifat ketahanan panas dan aktivitas biologis tertentu. Sedangkan kerusakan makanan kaleng yang disebabkan oleh kebocoran kaleng sulit ditentukan karena mikroba yang mungkin mengkontaminasi dapat bervariasi.
Kerusakan yang lain dapat terjadi karena kurang sempurnanya pengolahan. Misalnya, selama proses sterilisasi, terjadi kebocoran kecil pada sambungan kaleng yang menggelembung, tetapi kemudian tertutup kembali setelah pendinginan. Bila dalam proses pendinginannya digunakan air kurang bersih, dapat dipastikan mikroba pembusuk akan hadir dalam kaleng melalui lobang kecil tersebut. Pada gilirannya, bila kondisi penyimpanan mendukung maka bakteri tersebut akan tumbuh dan berkembang biak dan kelak memproduksi racun.
Ada beberapa hal yang harus diwaspadai supaya kita terhindar dari toksin (racun) Clostridium botulinum yang kerap hadir dalam makanan kaleng. Bakteri yang berbahaya ini umumnya menyukai tempat-tempat yang tidak ada udara (anaerobik) dan mampu melindungi diri dari suhu yang agak tinggi (termofilik) dengan jalan membentuk spora. Cara hidup yang demikian memungkinkan bakteri ini dapat hidup pada makanan kaleng, terutama pada jenis-jenis makanan yang bahan bakunya daging, ikan, sayur yang pHnya di atas 4,6 alias nilai keasaman relatif rendah. Bila kondisi pertumbuhannya sesuai, toksin botulinum yang sangat berbahaya itu bisa dihasilkan. Jika dikonsumsi maka racun tersebut akan menyerang susunan saraf dan dampaknya bisa melumpuhkan, menyulitkan pernapasan serta menyebabkan kematian.
Makanan kaleng yang sudah mulai mengalami kerusakan atau kebusukan dapat dilihat dari kondisi kaleng yang sudah mengalami penggembungan. Namun, ada juga yang tidak terdekteksi dari luar, karena kedua ujung kaleng datar. Kerusakan produk makanan kaleng yang perlu diwaspadai, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
  • Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam yang menusuk. Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi.
  • Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung kaleng ditekan, ujung lainnya akan cembung.
  • Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen, sedang ujung yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan.
  • Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga masih bisa ditekan sedikit ke dalam.
  • Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.
Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi. Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa. Makanan kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah tak sama dengan produk awalnya. Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang.
Makanan kaleng yang disimpan harus dalam kondisi bersih dan masih tersegel dengan baik. Simpan makanan kaleng di tempat yang bersih, sejuk, kering, dan suhunya stabil, misalnya di rak tertutup atau lemari. jika Anda menyimpan makanan kaleng dalam jumlah banyak, kelompokkan sesuai jenis produk, urutkan produk berdasar tanggal kadaluwarsanya, produk dengan tanggal kadaluwarsa paling dekat berada paling depan. Apabila makanan kaleng telah terbuka dan tidak segera dikonsumsi, simpan dalam kulkas.
      1. PROSES STERILISASI MAKAN KALENG
Makanan yang diawetkan dengan proses sterilisasi komersial, masih mengandung mikroba tetapi tidak dapat tumbuh pada kondisi penyimpanan yang normal.
Proses sterilisasi ini merupakan upaya penghancuran mikroba patogen
beserta sporanya. Karena ada spora bakteri tertentu yang tahan terhadap suhu tinggi, sterilisasi harus dilakukan pada suhu 2500F (1210C) dengan menggunakan uap panas (autoklav) selama 15 menit.

Produk selanjutnya ditutup secara hermitis sehingga tidak memberi kesempatan mikroba masuk kembali. Lamanya pemanasan dan tingginya suhu sangat tergantung pada derajat keasaman (pH) produk. Semakin rendah pH produk, misalnya sari buah, makin rendah suhu pemanasan yang digunakan.

Dengan pengolahan yang aseptik, makanan kaleng memiliki daya simpan (shelf life) yang lama, sekalipun tidak menggunakan bahan pengawet. Tetapi, seperti sifat makanan pada umumnya, makanan kaleng tetap mengalami penurunan mutu seiring dengan lamanya penyimpanan.

Daya simpan diberi batasan sebagai kisaran waktu sejak selesai pengolahan di pabrik sampai konsumen menerima produk tersebut dalam kondisi mutu yang baik.
Tidak satu jenis makanan pun yang memiliki daya simpan tak terbatas alias memiliki mutu yang baik sepanjang segala abad, meski sudah mengalami pengolahan dengan teknologi tinggi seperti HTST (high temperature short time) atau UHT (ultra high temperature) pada susu ultra, serta pembekuan dan bahkan freeze drying. Ini artinya, tidak ada jaminan sehat mengkonsumsi makanan kaleng.

D. BAHAYA MAKANAN KALENG

1. C. BOTULINUM

Bahaya utama pada kaleng adalah tumbuhnya bakteri clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan. Tanda-tandanya berupa: tenggorakan menjadi kaku, mata berkunang-kunang, kejang-kejang dan bisa menyebabkan kematian. Agar terbebas dari keracunan, hindari makan kalengan, kalaupun terpaksa, pilih yang kalengnya bagus, tidak penyok atau berkarat.
Clostridium botulinum merupakan bakteri obligat anaerob, pembentuk spora, Gram positif, penyebab penyakit (keracunan) botulism akibat menelan racun botulin yang diproduksinya. Botulin bersifat neurotoksin, dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Dosis lethal untuk manusia adalah 1 mg/kg berat badan. Jika pada orang dewasa keracunan terjadi karena menelan toksin botulin, maka pada anak-anak, kejadian infant botulism dapat disebabkan oleh tertelannya spora C. botulinum yang selanjutnya akan memproduksi toksin di dalam lambung. Hal ini terjadi karena mikroba alami pada saluran pencernaan belum terbentuk sempurna. C. botulinum tumbuh pada suhu 3 – 50 oC dan merupakan bahaya potensial pada makanan kaleng berasam sedang dan rendah (pH >4.6). Bakteri ini juga dapat tumbuh pada makanan yang dikemas vakum. Toksin botulin tidak tahan pemanasan, untuk inaktivasi toksin tipe A perlu 5 – 6 menit pada 80 oC danTipe B 15 menit pada 90 oC. Sehingga untuk menghindari keracunan botulism, makanan kaleng yang potensial mengandung botulin sebaiknya didihkan selama 15 menit sebelum dikonsumsi.

2. Bisfenol A (BPA)

Banyak orang memilih makanan instan karena praktis. Mereka agaknya tak sadar bahwa kaleng atau botol plastik pembungkus makanan instan mengandung Bisfenol A (BPA) yang dapat memengaruhi kesuburan. Kesimpulan itu diperoleh melalui penelitian Universitas Michigan Amerika Serikat. Peneliti membandingkan tingkat BPA pada sampel urin dengan kualitas sperma laki-laki. Mereka juga mencari tanda-tanda kerusakan DNA dalam sperma.

Hasilnya, pria dengan tingkat BPA tinggi memiliki konsentrasi sperma 23 persen lebih rendah daripada pria dengan konsentrasi BPA lebih rendah. "Studi yang sama menunjukkan, DNA sperma dengan level BPA tinggi mengalami kerusakan sebesar 10 persen," kata Profesor John Meeker yang memimpin penelitian, seperti dikutip dari laman Daily Mail.

Sekitar 90 persen manusia di dunia diyakini terpapar BPA di dalam tubuh. Tak heran karena bahan kimia sintetis pengeras plastik ini paling banyak diproduksi dan digunakan untuk berbagai keperluan seperti lapisan kaleng makanan atau minuman, botol bayi, peralatan makan berbahan plastik, juga keping CD.

Selain memengaruhi kesuburan, sejumlah penelitian lain menunjukkan bahwa konsentrasi BPA dalam tubuh juga dikaitkan dengan kanker payudara, kerusakan hati, obesitas, dan diabetes. Namun, ada pula penelitian yang menunjukkan BPA aman bagi kesehatan. Untuk itu, Meeker merekomendasikan penelitian lanjutan yang lebih komprehensif untuk memastikan dampak BPA terhadap tingkat fertilitas pria.


3. BAHAN TAMBAHAN MAKANAN

Makanan kaleng juga mengandung zat adiktif seperti pewarna, penyedap dan pengawet yang sangat berbahaya bagi tuuh ila dikonsumsi dala julah yang banya dan daam waktu yang panjang.
Berikut adalah tabel zat adiktif yang terkandung dalam makanan.

Diperkirakan organ pencernaan manusia semasa hidupnya mengolah makanan sebanyak 100 ton (100.000kg). Jumlah tersebut tidak semuanya merupakan zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh akan tetapi juga ikut serta zat-zat berbahaya terutama Food Additive atau Bahan Tambahan Makanan (BTM).BTM adalah semua yang bukan bagian dari bahan makanan yang diolah seperti pemanis, penyedap rasa dan aroma, penguat rasa, pewarna, pengawet, pengental/pengemulsi, anti bakteri, pemutih, pengeras, pengatur keasaman dan lainnya. Saat ini hampir semua jenis makanan dan minuman yang diproses dari pabrik dan juga yang tersedia di restoran-restoran menggunakan BTM untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Beberapa contoh BTM yang oleh riset dinyatakan berpeluang menyebabkan kanker, tumor atau penyakit lainnya:
NO
Bahan Tambahan
Makanan
Pemakaiaan
(Contoh)
Dampak
(Jika Berlebihan/Pemakaian Jangka Panjang)
1
Sakarin
Soft Drink, Permen, makan ringan lainnya
Tumor kantong Kemih, beracun bagi janin, kanker
2
Siklamat
Minuman beralkohol
Tumor
3
Nitrit/Nitrat
Makanan kalengan
Kanker
4
Sulfit
Jus Buah, sosis, acar
Sesak nafas, Sesak dada, gatal-gatal dan bengkak
5
BHA/BHT
Makanan Awetan
Kelainan Kromosom Sel, menurunkan antioksidan alami tubuh.
6
Benzoat
Minuman, Makanan
Pembesaran ginjal dan hati, menurunkan berat badan
7
Sulfit
Makanan Kalengan
Menurunkan daya guna protein dan Lemak
8
Pewarna Merah/Amaranth
Makanan, Minuman
kanker


Meskipun dosis penggunaan setiap BTM ditetapkan pada kadar aman bagi manusia, namun kelebihan dosis dapat terjadi karena konsumsi makanan hasil olahan pabrik setiap harinya sangat beragam. Kelebihan dosis dan perbedaan daya tahan tubuh menentukan tingkat dampak negatif BTM bagi kesehatan. Meninggalkan makanan/minuman hasil olahan pabrik atau sajian restoran tentu tidak mungkin dilakukan, oleh karena itu mengurangi frekuensi mengkonsumsi makanan yang mengandung BTM, menjaga kesehatan organ pencernaan dengan mengkonsumsi serat yang cukup serta makanan bersifat prebiotik dapat mengurangi tertinggalnya zat-zat berbahaya dari makanan dalam tubuh.
Selain upaya tersebut, perlu mengimbangi zat-zat berbahaya tersebut dengan perlindungan alami seperti bahan-bahan antioksidan. Bahan-bahan antioksidan tersedia banyak pada sayur-sayuran, buah dan biji-bijian. Contoh antioksidan pada bahan makanan adalah vitamin E, Tokoferol, Asam Ascorbat, Flavonoid dan lain-lain. Namun Antioksidan dalam bahan alami terikat sangat kuat dengan senyawa lain yang sangat sulit dipisahkan oleh proses pencernaan sehingga efisiensinya kurang dalam tubuh.
Saat ini senyawa-senyawa antioksidan sudah dibuat dalam bentuk produk suplemen. Berdasarkan riset direkomendasikan kriteria dalam memilih produk antioksidan tersebut yaitu:
  • Pastikan bahwa antioksidan yang dipilih bukan dari bahan sintesis tetapi 100% alami yang mengandung multiantioksidan.
  • Mengandung banyak jenis Antioksidan (multi AO)
  • Merupakan antioksidan analog (AOA) dengan berat molekul rendah yang bekerja seaktif antioksidan (AO) molekul tinggi (AO enzimatik alami dalam tubuh)
  • Dalam bentuk terlipolisasi/emulsifikasi dengan lemak tak jenuh, yang mudah diserap pada tingkat sel.
  • Mampu memperbaiki induksi SOD alami tubuh.
Kriteria antioksidan tersebut dapat ditemukan pada Niwana SOD. Produk antioksidan yang merupakan hasil riset bertahun-tahun oleh Prof. Yuki Niwa (seorang pakar antioksidan terkenal).




ID
NAMA PRODUK
JENIS MAKANAN
KANDUNGAN ZAT ADDITIVE
1
Chitato
Makanan Ringan
TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB
2
Chitos
Makanan Ringan
DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, pewarna, NaB, MSG
3
Piattos
Makanan Ringan
KCl, AAS, pewarna, NaB, MSG
4
French Fries
Makanan Ringan
NaB, pewarna, Si, FF, AS, MSG
5
Potato Chips
Makanan Ringan
NB, FF, pewarna, AS, MSG
6
Potato Steak
Makanan Ringan
DG, DI, CaCO3, FF, TBHQ, MSG
7
Happy Tos
Makanan Ringan
KB, SB, pewarna, NaB, FF, MSG
8
Balls
Makanan Ringan
TBHQ, MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB, Si
9
Taro
Makanan Ringan
NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI, MSG
10
Double Dekker
Makanan Ringan
TBHQ, MSG, CaCO3, DG, NaB, pewarna, AS
11
Jet Zet
Makanan Ringan
KB, SB, MSG, NaB, FF, TBHQ, pewarna, KCO3, NB
12
Twisko
Makanan Ringan
DG, DI, KCO3, FF, TBHQ, TBHQ, MSG
13
Mie Remes ABC
Makanan Ringan
MSG, KB, SB, NaB, FF, pewarna, NB, Aas
14
Indomie Goreng
Makanan Siap Saji
Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB
15
Selera Rakyat
Makanan Siap Saji
MSg, NaK, NaB, KCO3, G, pewarna, KB
16
Sedap
Makanan Siap Saji
Tk, AR, MSG, pewarna, NB, NaB, KB, CaB
17
ABC
Makanan Siap Saji
MSG, NB, KB, CaB, TBHQ, Fe, PK, AF
18
Sarimie
Makanan Siap Saji
MSG, NB, MNG, MH, pewarna, AF, Fe
19
Gaga
Makanan Siap Saji
TF, MSG, NB, MNG, P, PK
20
Mi Duo
Makanan Siap Saji
MSG, Ng, NB, MNG, AF, AR
21
Salam Mie
Makanan Siap Saji
NaK, KCO3, Po, G, pewarna, Fe, Af, MSG
22
POP Mie
Makanan Siap Saji
P, PK, Ng, MSG, AF, NB, MNG, Po
23
CUP Noodles
Makanan Siap Saji
pewarna, PK, F, Hp, Ps
24
Mie Gelas
Makanan Siap Saji
P, TBHQ, PK, MSG, MNG, NB
25
Mie Soun
Makanan Siap Saji
MSG,MNG, P, NB, PK, AF
26
Al-Ham Mie
Makanan Siap Saji
MSG,MNG, P, NB, PK, AF, TF
27
Sambal Asam Manis Kokita
Bumbu dalam Botol
Al, Ast, AS,MSG,Sk,AB,Ph
28
Sambal Terasi Kokita
Bumbu dalam Botol
SB,MSG,Sk,AB,Bt
29
Sambal Bajak Kokita
Bumbu dalam Botol
SB,NB,MSG,Sk,Bt
30
Sambal Kecap Kokita
Bumbu dalam Botol
Pt,SB,MSG,Sk
31
Sambal Tauco Kokita
Bumbu dalam Botol
SB,Bd,MSG,Sk,Krt, NB
32
Sambal Balado Kokita
Bumbu dalam Botol
NB,Ast,SB,MSG,pewarna
33
Sambal Bangkok Kokita
Bumbu dalam Botol
Aa,Ca,La,SB,MSG,pewarna,NB
34
Sambal Indofood
Bumbu dalam Botol
Tkl,MSG,SB,pewarna,NB
35
Sambal Sasa
Bumbu dalam Botol
MSG,pewarna,P,Ast,NB,SB
36
Saus Tomat Lombok
Bumbu dalam Botol
NB,pewarna,MSG,Sk,AS,P,KB,Bd
37
Saus Raja Rasa
Bumbu dalam Botol
MSG,NB,Ca,Sk,pewarna
38
Saus Tiram
Bumbu dalam Botol
pewarna,MSG,Sk,Ca,NB,Ks
39
Kecap Sate
Bumbu dalam Botol
Sk,pewarna,NB,P
40
Kecap Indofood
Bumbu dalam Botol
KB,CaB,NB,Sk,pewarna,P,MSG
41
Kecap Cap Dorang
Bumbu dalam Botol
Sk,pewarna,P,NB,MSG
42
Kecap Bango
Bumbu dalam Botol
KB,CaB,NB,MSG,P
43
Kecap Piring Lombok
Bumbu dalam Botol
NB,MSG,P,Sk
44
Kecap ABC
Bumbu dalam Botol
MSG,P,Sk,NB
45
Saus Inggris
Bumbu dalam Botol
Vn,Gr,Sa,NB,MSG,P,Sk
46
Santan Kara
Bumbu Pelengkap dalam Kemasan Plastik
MSG,Sk,P,NB,TBHQ
47
Cip Corned Beef
Makanan Kaleng
Nn,Po,N,Bd,Pn,Dg,MSG,Sc,Dim,Sn
48
Cip Soppini
Makanan Kaleng
TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
49
Corned ABC
Makanan Kaleng
MNG,Nn,Bd,Pn,Sn
50
Sosis Champ
Makanan dalam Kemasan Plastik
Bd,Nn,TBHQ,Po,Pt
51
Sosis Farm House
Makanan dalam Kemasan Plastik
TBHQ,Sn,Po,MSG,Bd,Pt,NB
52
Sosis Vida
Makanan dalam Kemasan Plastik
NB,TBHQ,Po,Sn,Bd
53
Sosis Bernardi
Makanan dalam Kemasan Plastik
NB,Bd,Po,Pt
54
Bakso Vida
Makanan dalam Kemasan Plastik
NB,MSG,Po,TBHQ,B
55
Bakso Bernardi
Makanan dalam Kemasan Plastik
TBHQ,B,MSG,Po,Sn,NB
56
Qeju-Qeju
Makanan Pelengkap dalam Kemasan Kertas
KB,CaB,NB,N,Nn,Re,Pt,SB,An
57
Kraft Singles
Makanan Pelengkap dalam Kemasan Kertas
KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G
58
Blue Band
Makanan Pelengkap dalam Kemasan Plastik
Krt,Ks,Ss,NB,CaB,KB
59
Palm Boom
Makanan Pelengkap dalam Kemasan Plastik
NB,CaB,KB,Kst
60
Simas Margarin
Makanan Pelengkap dalam Kemasan Plastik
Krt,KB,NB,CaB,Ss,Ks
61
Chox
Permen
Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
62
Golia
Permen
Sg,Gl,M,Al,El,Pp,pewarna
63
Fruitella
Permen
AS,Ga,Gs,A,pewarna
64
Trebor
Permen
Am,AS,Ml,Em,pewarna
65
Big Babol
Permen
Gb,Gl,Sr,AS,pewarna
66
Gulas
Permen
pewarna,At,AS
67
Travella
Permen
Hm,M,CA,pewarna
68
Relaxa
Permen
pewarna,M,Hm
69
Station Rasa
Permen
AS,A,pewarna
70
Tango
Permen
CA,A,pewarna
71
Manise
Permen
AS,A,pewarna,Sk,P,Sl
72
Tamarin
Permen
At,AS,Sk
73
Plonk
Permen
Sg,Gl,M,Al,Pp
74
Kopiko
Permen
Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
75
Hexos
Permen
Gl,M,Al,El,Pp
76
Sugus
Permen
AS,Ga,Gs,F,pewarna
77
Collins
Permen
P,F,AS,Am,Gl
78
Boom
Permen
M,CA,AS,Hm,Gl
79
Pindy Mint
Permen
M,Hm,F,AS,pewarna
80
Hulabaloo
Biskuit
Ab,R,Pn,Sn,NB
81
Tops
Biskuit
Sl,Ab,NB
82
Gery
Biskuit
S,Pn.Sn,NB
83
Nyam-nyam
Biskuit
Ab,Em,NB,Ft
84
Twister
Biskuit
Ab,D,NB,Ft
85
Bricko
Biskuit
D,SB,NB,Sl,Ab
86
Selamat
Biskuit
V,Sl,Ab
87
Good Time
Biskuit
Ab,NB,V,Sl
88
Micmac
Biskuit
Ab,F,pewarna,NB,SB
89
Trenz
Biskuit
Ab,pewarna,V,Sl,MSG
90
Dueto
Biskuit
Ab,NB,SB
91
Snips Snaps
Biskuit
Ab,Sl,S,Pp,SB,NB
92
Trakinas
Biskuit
Ab,NB,pewarna,F,Sl
93
Oops
Biskuit
pewarna,Hp,NB,MSG
94
Oreo
Biskuit
Ab,NaB,NB
95
Ritz
Biskuit
Am,Pr,MNG,Kf
96
Tropicool
Jelly
NB,AS,Kr,Pc,pewarna
97
Okky
Jelly
I,Ks,Pe,pewarna
98
Inaco
Jelly
NB,AS,I,Pc,pewarna
99
Mariza
Selai
AS,Ks,pewarna
100
Welco
Selai
AS,pewarna,NB,Ks,P
101
Harry
Selai
pewarna,NB,AS,Ks,Pt
102
Pido
Selai
NB,AS,Ks,P,pewarna
103
Iduna
Selai
NB,Ks,AS,P,pewarna,Pt,I
104
Fresh
Pemanis dalam botol
NB,P,pewarna,CaB,KB,Bd,P,Pe
105
Marjan
Pemanis dalam botol
pewarna,NB,KB,Pe
106
Abc
Pemanis dalam botol
pewarna,Pe,P,Cab,Nb
107
Coffe Mocca
Pemanis dalam botol
Pe,NB,KB,P,pewarna
108
Leo
Pemanis dalam botol
P,Pe,pewarna,CaB,NB
109
Pocarri Sweat
Minuman dalam kaleng
AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs
110
Fanta
Minuman dalam kaleng
Mg,Prs,pewarna,KB,CaB,NB,Bd
111
Green Sand
Minuman dalam kaleng
Prs,CaB,KB,Bd,Mg
112
Sprite
Minuman dalam kaleng
Prs,Mg,AS,Kal,NB
113
Coca-cola
Minuman dalam kaleng
KB,NB,Mg,Kal,AS
114
Diet Coke
Minuman dalam kaleng
AS,NB,Mg,Kal
115
Pepsi
Minuman dalam kaleng
AS,NB,Mg,Kal,Prs
116
Calpico Water
Minuman dalam kaleng
AS,Ns,NaCl,Kal,Mg,Prs
117
Sunkist
Minuman dalam kaleng
pewarna,Prs,NB,Kal
118
Fruit Tea
Minuman dalam kaleng
Ps,TBHQ,Prs,F,pewarna,NB
119
Ribena
Minuman dalam kaleng
Ps,Prs,pewarna,NB,AS
120
Go-go
Mnuman dalam kaleng
Prs,pewarna,NB,AS




E. PENANGGULANGAN
Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi. Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa. Makanan kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah tak sama dengan produk awalnya. Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang.
Makanan kaleng yang disimpan harus dalam kondisi bersih dan masih tersegel dengan baik. Simpan makanan kaleng di tempat yang bersih, sejuk, kering, dan suhunya stabil, misalnya di rak tertutup atau lemari. jika Anda menyimpan makanan kaleng dalam jumlah banyak, kelompokkan sesuai jenis produk, urutkan produk berdasar tanggal kadaluwarsanya, produk dengan tanggal kadaluwarsa paling dekat berada paling depan. Apabila makanan kaleng telah terbuka dan tidak segera dikonsumsi, simpan dalam kulkas.

Kiat sehat mengkonsumsi makanan kaleng, paling tidak harus mempertimbangkan lima hal berikut:
  • Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.
  • Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi.
  • Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa.
  • Makanan kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah tak sama dengan produk awalnya.
  • Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang.


BAB. III PENUTUP

A. SIMPULAN


Penurunan mutu makanan kaleng bergantung pada sifat bahan, suhu sterilisasi dan kondisi udara dalam head space-nya. Semakin lama disimpan, semakin rendah daya simpannya (shelf life loss). Kemunduran daya simpan ini disebut kadaluwarsa.Makanan kaleng mengandung tiga unsur berbahaya bagi kesehatan yaitu c.botulinum, Bisfenol A (BPA) dan BTM yang sangat berbahaya bagi tubuh sehingga pebggunaan makanan kaleng berlebihan idak dianjurkan.


B. KRITIK DAN SARAN
Pada awalnya akanan kaleng memang sangat udah dikonsumsi dan tidak repot serta murah namun, bahaya jangka panjang nya dapat menyebabkan keatian dan penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker oelh sebab itu, leih bak hindari mengonsumsi makanan kaleng maupun makanan instan agar dapat tehindar dari bahaya makanan tersebut.
















DAFTAR PUSTAKA